Translate

Minggu, 21 Agustus 2011

Cinta ini untuk mama

"Rosa, bangun.. Sarapanmu udah mama siapin di meja."
Tradisi ini sudah berlangsung 26 tahun, sejak pertama kali
aku bisa mengingat tapi kebiasaan mama tak pernah
berubah. "Mama sayang. ga usah repot-repot ma, aku
sudah dewasa." pintaku pada mama pada suatu pagi.
Wajah tua itu langsung berubah.

Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah
restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar
semuanya, ingin kubalas jasa mama selama ini dengan hasil
keringatku.. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa
mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami
kesulitan memahami mama karena dari sebuah artikel yang
kubaca, orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan
cenderung untuk bersikap kanak-kanak. tapi entahlah..
Niatku ingin membahagiakan malah membuat mama sedih.
Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan
apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Ma, maafin
aku kalau telah menyakiti perasaan mama. Apa yang bikin
mama sedih?" Kutatap sudut-sudut mata mama, ada
genangan air mata di sana. Terbata-bata mama berkata,
"Tiba-tiba mama merasa kalian tidak lagi membutuhkan
mama. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri
sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk
kamu, mama tidak bisa lagi jajanin kamu. Semua sudah
bisa kamu lakukan sendiri"

Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu, bersusah payah
melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu
hal yang tak pernah kusadari sebelumnya.

Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah
kupersembahkan untuk mama dalam usiaku sekarang?
Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya?

Ketika itu kutanya pada mama. Mama menjawab "Banyak
sekali nak kebahagiaan yang telah kamu berikan pada
mama. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah
kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah
kebanggaan buat mama. Setelah dewasa, kamu berprilaku
sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan
buat mama. Setiap kali binar mata kamu mengisyaratkan
kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap "Ampunkan aku ya Tuhan
kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan
kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama
menginginkan sesuatu."Betapa sabarnya mamaku melalui
liku-liku kehidupan..

Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat
dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu
yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Ah, maafin
kami mama.....18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak
pernah membuat mama lelah..
Sanggupkah aku ya Tuhan?

"Rosa, bangun nak.. sarapannya udah mama siapin dimeja..
"Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan
kurangkul mama sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang
mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan
kuucapkan.. "Terimakasih mama, aku beruntung sekali
memiliki mama yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan
mama." Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan..

Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat
membutuhkanmu.. Maafkan aku yang belum bisa
menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan
dengan kalimat
"Aku sayang padamu." Namun begitu, Tuhan menyuruh kita
untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada
orang yang kita cintai..Ayo kita mulai dari orang terdekat
yang sangat mencintai kita, Ibu..Walau mereka tak pernah
meminta. Percayalah..kata-kata itu akan membuat mereka
sangat berarti dan bahagia..

"Ya Tuhan, cintailah mamaku, beri aku kesempatan untuk
bisa membahagiakan mama selagi ENGKAU mengizinkan
aku hidup. Dan jika saatnya nanti mama Kau panggil,
terimalah dan jagalah ia disisiMu..Titip mamaku ya Tuhan.."

Untuk dan oleh semua Ibu yang mencintai anak-anaknya
dan semua anak yang mencintai Ibunya..

*berbagai sumber*







Tidak ada komentar:

Posting Komentar